Pelecehan Seksual

Iiih..ngeri amat judulnya.

Iya emang ‘ngeri’ dan tabu ya buat di omongin. Tapi saya pengen banget nulis ini biar teman-teman, terutama teman2 perempuan lebih sadar diri.

Berdasarkan hasil pencarian di Google, definisi pelecehan seksual versi wikipedia adalah sbb:

Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang Tak Diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seksual.

Kebanyakan dari kita – termasuk saya – tahu terminologi ini, tapi waktu mengalami sendiri, kadang kita jadi meragukan ‘kebenaran’nya, dalam arti kita jadi meragukan apa iya, ini yang namanya pelecehan seksual.

Setelah mengalami sendiri, saya benar-benar jadi pengen mengerti luar dalam masalah pelecehan seksual ini.

Memang sering kali perilaku (baca pelecehan) yang kita alami cenderung tersamar, contohnya:

“Aww..kamu seksi banget deh pakai baju itu” banding kan dengan

“Emm.emm..emm…ini mah bukan keren lagi, tapi ‘hot’ banget, kalau kamu pakai baju itu, aku ajak kencan deh.

Kelihatannya kalimat diatas ‘baik2’ saja kan? Tapi kalimat kedua diucapkan dengan gelengan kepala sambil seakan2 bergairah? kepengen? birahi? dan kamu yang mendengar jadi gak nyaman, itu pelecehan namanya.

Atau misalnya kita ketemu teman2, trus saling peluk, cipika, cipiki. Itu biasa. Saya sendiri orangnya suka merangkul dan kasih ‘sun dari jauh. Tapi kalau tiap kali ketemu, ngeles pengen meluk, lagi dan lagi dan lagi, atau tiba-tiba sok imut angkat2 kita padahal kita gak minta, itu namanya pelecehan.

Atau ada teman kerja demen banget berbagi cerita ‘bobo-bobo siang atau malam’ mereka saat waktu kerja. Coba deh pikir, ngapain sih lo, cerita2 kalau ditawarin esek-esek sama A, B dan C dst? Maksudnya apa? Situ jagoan? Situ nawarin? Situ kepengen? Gak penting kan? lagian ini di tempat kerja, amat sangat tidak profesional banget.

Pertama bukan tempatnya, gak peduli kita kerja dimana, mau di kantor elit, mau di toko seks,tempat kerja ya tempat kerja.

Kedua topik BBS bukan topik untuk dibagikan ke publik.

Ketiga: itu bisa dikategorikan pelecehan , terutama kalau yang mendengar merasa gak nyaman.

Pada dasarnya apapun tindakan kita, apa itu cuma kata-kata, maupun perbuatan, kalau tujuannya esek-esek, dan yang mendengarkan gak kepengen, trus kita tetap melakukan hal yang sama, itu pelecehan.

Ini saya ambil contoh2 lain yang dikategorikan pelecehan seksual dari wikipedia:

Saya pribadi orangnya bukan tipe yang dikit2 ngadu. Dikit2 marah. Dikit2 sensi. Atau tipe putri yang pengen dijunjung tinggi.

Biasanya pertama-tama, saya melengos aja atau menjauhkan diri, kalau terlibat dalam pembicaraan BBS. (dibaca : Maaf saya tidak tertarik dengan percakapan ini).

Masih juga nyerempet2, saya ketusin. Apaan sik?

Tetep ngeyel? saya blok.

Eh…masih ndableg? Saya lapor.

Karena sekarang, saya merasa sangat tidak nyaman berinteraksi dengan ybs’. Karena saya ‘geli’ alias jijik sama kelakuan si peleceh.

Yang jelas ya yang saya belajar dari pengalaman ini adalah:

  1. Jangan sungkan2 bilang blak2 an : Saya tidak suka omongan anda
  2. Jangan sungkan2 bilang blak2 an : Tolong jangan sentuh / peluk saya, saya tidak suka
  3. Bahkan ceplosin : Perkataan kamu tidak senonoh.
  4. Kalau kita merasa tidak nyaman akan perlakuan seseorang, seringkali adalah karena perlakuan ybs ya tidak pada tempatnya. Percaya sama insting kita sendiri.
  5. Hampir di semua tempat kerja, ada bagian pelaporan yang kita bisa isi dan kirim ke bagian sumber daya manusia.
  6. Mengerti kalau cuma karena kita pakai baju yang terlihat seksi, bukan berarti kita artinya kita membolehkan orang2 colek2, memelototi kita atas bawah penuh hasrat gak jelas
  7. Kalau kita gak yakin apakah komentar kita ‘menyempet’, mending gak usah dilontarkan sekalian, karena interprestasi orang bisa beda
  8. Pelecehan seksual tidak pandang bulu : perempuan -laki, perempuan-perempuan, laki-laki, tua-muda

Kenapa harus lapor? Karena pelecehan seksual adalah tindakan yang salah dan harus diberhentikan supaya tidak terulang lagi baik terhadap kita sendiri maupun orang lain.

Terus terang saya merasa takut, merasa ‘ragu’ (saya melaporkan ini benar tidak ya), itu wajar. Saya sampai harus menelpon temen saya buat ‘temani’ saya bikin laporan.

Jangan mundur. Kita bukan cari sensasi, bukan cari kompensasi.

Kita melakukan hal yang benar.

Jaga diri. Jaga hati.

UPDATE

Saya akhirnya melaporkan ke manager saya langsung kelakuan ybs ( selain juga melaporkan online ke bagian SDM. Karena 2 hari berturut2 ybs lagi2 nyentuh saya, dimana saya sudah jelas2 bilang Saya tidak mau. Saya tidak suka kelakuan kamu. (NO/STOP/I DON’T LIKE IT)

Buat saya, artinya ybs tidak menghormati saya sebagai rekan kerja. Dia menganggap enteng saya..

Tolong ya pembaca baik lelaki maupun perempuan, NO MEANS NO.

Hormati ruang pribadi seseorang.

Jangan lewati batas sopan santun.

2 comments

  1. Kadang memang sulit ya mendefinisikan secara saklek bentuk pelecehan seksual verbal yang alus..atau fisik.
    Kebanyakan dari kita suka alami shock sejenak dan menpertanyakan dulu, padahal seharusnya negur.

    Saya ingat dulu pernah menghajar org yg berani2 kurang ajar…pakai payung mbak🤣…di jalan dan bus. Saya juga mengajarkan sahabat saya utk melawan saat kejadian. Dia berani ngelawan, tapi krn ekspresinya ragu2 dia mlh pukul balik

    Dari pengalaman itu saya belajar cara efektif melawan di tempat tdk efektif utk semua org. Utk melakukan itu harus kuat mental dan yakin..seberapapun kecil badan kita kalau kita tidak kelihatan takut org akn gentar. Mikir 2 kali mau ribut (peleceh itu rata2 orgnya pengecut mba). Bila tdk bisa begitu bisa teriak dan lapor pada yg berwajib..

    Yg mba lakukan sudah benar semoga dimudahkan dlm pelaporan ya..

  2. Iya. Bener kata kamu. Kita sering kali “ciut” duluan. Makanya harus belajar berani ya, belajar “sangar” biar peleceh keder.

    Saya gerah banget sama kelakuan si ybs ini, aku kasih “hint”, koq malah tambah.

    Makasih ya atas dukungannya!

Leave a comment